Muhammadiyah merupakan sebuah gerakan sosial keagamaan yang berbasis pada Islam. Muhammadiyah dikenal sebagai organisasi yang berkomitmen pada pembaruan pemikiran Islam serta aktif dalam berbagai bidang kehidupan sosial. Muhammadiyah lahir sebagai respons terhadap kenyataan sosial yang dihadapi oleh umat Islam, terutama saat itu berada di bawah pengaruh kolonialisme. Gerakan Muhammadiyah didorong oleh keprihatinan terhadap perilaku keberagamaan yang semakin menjauh dari sumber ajaran Islam, yaitu al-Quran dan hadis, serta adanya pengaruh keyakinan agama lain, masalah kemiskinan, dan kurangnya akses pendidikan. Oleh karena itu, Muhammadiyah sangat peduli dengan isu-isu ini dalam misi dakwahnya.
Salah satu isu yang tengah dihadapi oleh umat Islam saat ini adalah masalah penyatuan kalender Hijriah secara global. Sampai saat ini, belum ada sistem kalender Islam yang berlaku secara universal di seluruh dunia. Kalender yang digunakan dalam dunia Islam masih bersifat lokal atau regional, yang mengakibatkan perbedaan dalam menentukan awal bulan kamariah di berbagai negara dan wilayah. Hal ini menciptakan ketidakpastian dalam menentukan tanggal-tanggal penting dalam agama Islam, seperti awal Ramadan atau Hari Raya Idul Fitri. Oleh karena itu, upaya untuk menyatukan kalender Hijriah secara global menjadi salah satu perhatian utama dalam komunitas Muslim saat ini.
Ketidaktersediaan kalender Hijriah Islam yang bersifat global mengakibatkan ketidakpastian dan inkonsistensi dalam penentuan hari-hari penting dalam agama Islam di seluruh dunia. Sementara dalam kalender Masehi, tanggal-tanggal tertentu akan selalu memiliki hari yang sama, seperti 1 Januari yang selalu jatuh pada hari Ahad. Sedangkan kalender Islam yang digunakan di berbagai negara, penentuan awal bulan hijriah bisa berbeda-beda. Kasus yang paling ekstrim yang pernah terjadi adalah pada penetapan awal bulan Syawal 1420 H yang ditetapkan bervariasi hingga empat hari yaitu Kamis, Jum’at, Sabtu dan Ahad.2 Ketidakpastian semacam ini dapat membingungkan dan mengganggu perayaan-perayaan penting dalam Islam, dan oleh karena itu, upaya penyatuan kalender Hijriah global menjadi sangat penting untuk mengatasi masalah ini.
Dalam usahanya untuk menyelesaikan masalah penyatuan Kalender Hijriah Global yang kompleks, Muhammadiyah telah mengambil langkah-langkah penting melalui forum permusyawaratan tertinggi yakni Muktamar Muhammadiyah. Pada Muktamar Muhammadiyah ke-47 di Makassar tahun 2015, dinyatakan perlunya upaya penyatuan kalender Hijriyah secara internasional. Kemudian, pada Muktamar Muhammadiyah ke-48 tahun 2022, diambil keputusan untuk memberlakukan kalender Islam Global Unifikatif dengan tujuan menyatukan penentuan hari-hari ibadah dalam agama Islam. Langkah-langkah ini mencerminkan komitmen Muhammadiyah untuk mengatasi masalah ketidakpastian dalam menentukan awal bulan kamariah dan menyediakan kalender Hijriah yang bersifat global, sehingga umat Islam di seluruh dunia dapat merayakan peristiwa-peristiwa agama dengan konsistensi dan keseragaman. Selain diantara muktamar Muhammdiyah ke-47 dan 48, pada tahun 2016 diselenggarakan Seminar Internasional Penyatuan Kalender Hijriah (Uluslararasi Hijrî Takvim Birliği Kongresi / International Hijri Calendar Unity Congress / Mu’tamar Tauḥīd at-Taqwīm al-Hijrī ad-Duwalī) menghasilkan satu kesepakatan untuk mengadopsi suatu kalender Hijriah global yang disebut Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT). Untuk itu tulisan singkat ini menguraikan tiga topik, yaitu KHGT dalam Muktamar Muhammadiyah Ke-47, Muktamar Muhammadiyah Ke-48 dan Muktamar Turki 2016.
Kalender Hijriah Global dalam Putusan Muktamar Muhammadiyah_Rahmadi Wibowo Suwarno, Lc., M.A.pdf
Kalender Hijriah Global dalam Putusan Muktamar Muhammadiyah_Rahmadi Wibowo Suwarno, Lc., M.A.ppt