BeritaEtalase

Adakan Acara Buka Puasa Bersama, Majelis Tarjih Launching Karya-Karya Terbaru

Yogyakarta, – Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengadakan buka puasa bersama dan silaturahim keluarga pada tanggal 16 Ramadan 1438 / 11 Juni 2017 lalu. Acara yang diselenggarakan di Auditorium Islamic Center Universiatas Ahmad Dahlan ini, sekaligus dibarengi dengan launching beberapa karya Majelis Tarjih teranyar. Dalam sambutannya, ketua Maejlis Tarjih, Prof. Syamsul Anwar, mengatakan sangat berbahagia karena Majelis Tarjih dapat melaksanakan kegiatan buka bersama keluarga seperti tahun lalu.

Ketua Majelis Tarjih sedang memberikan sambutan

 

“Saya sangat berterima kasih kepada bapak-ibu beserta keluarga karena dapat hadir memenuhi undangan buka puasa bersama ini. Ini kali kedua kita melaksanakan buka puasa bersama, setelah sebelumnya tahun kemarin kita juga melaksanakan acara yang sama,” jelas ketua Majelis Tarjih itu.

Dalam kesempatan itu, Majelis Tarjih juga melaunching empat karya terbaru, yaitu buku Tokoh dan Pimpinan Tarjih: Riwayat Hidup dan Pemikiran, Jurnal Tarjih, Tanya Jawab Agama Jilid 8, dan website arsip-arsip lawas tentang Majelis Tarjih Muhammadiyah (arsip.tarjih.or.id). Buku tentang biografi tokoh tarjih merupakan apresiasi Majelis Tarjih kepada para ulama yang telah terlibat dan berkontribusi untuk Muhammadiyah melalui Majelis Tarjih sejak Majelis ini berdiri. Buku setebal 400-an halaman ini ditulis oleh tim yang dibentuk oleh Majelis Tarjih, yang mayoritas penulisnya adalah alumni Pendidikan Ulama Tarjih Muhammadiyah, selain juga dari unsur Majelis Tarjih sendiri. Tim penyusun itu adalah Prof. Syamsul Anwar, Asep Shalahudin, Muhammad Rofiq, Amiruddin, Irfan Nuruddin, Budi Jaya Putra, Muh. Husain Kamaruddin, Fahmi Firmansyah, Qaem Aulassyahied, Niki Alma Febriana Fauzi, Iva Fauziah, Selamet Melasari, Wisnawati, Dewi Umaroh, Beta Pujangga Mukti, Syamsul Bahri, Ummu Afifah Nuriyatu Zahroh, Naili Afriyyani, Diyan Faturahman, Ilham Lukmanul Hakim, Zuhriyah, Sa’idah Fiddaroini, dan Ramadhoni Adyatama.

“Buku biografi tokoh tarjih ini bisa dibilang dikerjakan dalam waktu yang relatif singkat. Ke depan buku ini akan kami kembangkan dan perkaya dengan data dan biografi tokoh tarjih yang lain. Biografi tokoh tarjih yang belum masuk dalam buku ini, semata-mata karena keterbatasan referensi yang belum kami dapatkan. Mudah-mudahan ke depan kami bisa mendapatkannya,” jelas Muhammad Rofiq selaku ketua tim penyusun buku biografi tersebut.

Anggota Majelis Tarjih dan keluarga yang hadir dalam acara buka bersama

Karya kedua tarjih adalah Jurnal Tarjih, yang pada edisi terbarunya memuat enam tulisan utama dan satu review buku. Jurnal edisi kali ini memuat tulisan utama dari (1) Prof. Syamsul Anwar berjudul Tindak Lanjut Kalender Hijriah Global Turki 2016: Tinjauan Usul Fikih, (2) Rupi’i Amri berjudul Hisab Hakiki Wujud al-Hilal Sebagai Penentuan Awal Bulan Kamariah: Perspektif Historis dan Usul Fikih, (3) Arwin Juli Rakhmadi Butar-Butar berjudul Urgensi dan Kontriusi Observatorium di Era Modern, (4) Niki Alma Febriana Fauzi berjudul The Tajdid Movement of Muhammadiyah in Aceh: Negotiating Identity between Salafism and Modernism, (5) Qaem Aulassyahied berjudul Wacana Studi Interkoneksi Hadis: Telaah Ringkas Pemikiran Hadis Syamsul Anwar, (6) Zulhery Artha berjudul Pencarian Kebenaran Materiil dalam Menghadapi Sengketa Wakaf, dan (7) telaah buku dari Muhammad Azhar berjudul Kontroversi Islam Awal.

Karya terbaru tarjih selanjutnya ialah Buku Tanya Jawab Agama Jilid 8. Berbeda dengan jilid-jilid sebelumnya, buku yang berisi kumpulan fatwa Majelis Tarjih edisi kali ini lebih banyak berisi fatwa-fatwa tentang permasalahan muamalah duniawiyah.

“Tanya Jawab Agama Jilid 8 ini lebih banyak memuat persoalan-persoalan yang berkaitan dengan muamalah. Kami melihat persoalan ibadah sudah banyak dibahas di jilid-jilid sebelumnya, dan kami menganggap persoalan ibadah yang ditanyakan sekarang sudah terjawab dalam buku-buku tersebut. Sehingga di jilid terbaru ini kami ingin memasukkan fatwa-fatwa Majelis Tarjih yang berbicara tentang hal-hal muamalah,” jelas Asep Shalahuddin, yang mewakili divisi fatwa Majelis Tarjih yang hadir sore itu.

Ketua Majelis Tarjih berfoto bersama keluarga para tokoh tarjih yang telah wafat

 

Selain karya-karya dalam bentuk buku, Majelis Tarjih juga melaunching website arsip-arsip lawas tentang Majelis Tarjih Muhammadiyah. Website itu dapat dikunjungi pada alamat http://arsip.tarjih.or.id/. Dibuatnya website kearsipan tarjih ini merupakan upaya penyelematan dokumen-dokumen penting tarjih yang nyaris hilang. Digitalisasi arsip tarjih ini juga adalah usaha untuk merapikan dokumen ketarjihan yang masih tercecer di sana sini, dengan harapan dapat mempermudah para peneliti yang berminat mengkaji Majelis Tarjih untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan.

“Website arsip ini baru jadi kemarin, dan dikerjakan oleh tim yang cukup besar. Kami mencari dokumen-dokumen tarjih di berbagai perpustakaan dan pusat-pusat studi Muhammadiyah. Bahkan dokumen-dokumen tarjih itu kami dapatkan dari beberapa pihak individu yang mendapatkannya di tempat-tempat seperti loakan dan toko buku bekas. Saya pribadi, mendapatkan mikrofilm dokumen tentang tarjih yang dimuat dalam majalah Suara Muahmamdiyah edisi tahun 1919-1941 dari seorang profesor dari Arizona State University, bernama Mark Woorward. Beliau mendapatkannya dari perpustakaan Universitas Chicago, Amerika. Ke depan website ini akan kami sempurnakan dengan menambahkan dokumen-dokumen yang belum ter-upload,” jelas Muhammad Rofiq.

Website kearsipan ini sekarang sudah bisa dikunjungi dan dokumen-dokumen yang terdapat di dalamnya sudah bisa diunduh. Selain website kearsipan, Majelis Tarjih juga mengelola website Majelis Tarjih dengan alamat https://tarjih.or.id dan Jurnal Tarjih http://jurnaltarjih.or.id.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button