Empat Pakar Tafsir Berikan Testimoni pada Acara Launching Tafsir at-Tanwir Muhammadiyah
Jakarta – Bertempat di aula Pusat Dakwah Muhammadiyah Jakarta, Majelis Tarjih dan Tajdid melangsungkan prosesi pelumcuran Buku Tafsir at-Tanwir Juz 1 di hadapan kurang lebih 100 tamu undangan dari berbagai kalangan baik Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Akademisi dari berbagai PTM, Pers dari berbagai media baik cetak maupun elektronik, serta warga Muhammadiyah di DKI dan sekitarnya. Acara ini berlangsung mulai pukul 13.30-15.00 WIB diawali sambutan dari Prof. Dr. Yunahar Ilyas, LC., M.Ag. dan penjelasan tentang Tafsir at-Tanwir oleh Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, Prof. Dr. Syamsul Anwar, M.A.
Terdapat beberapa poin penting dalam sambutan Prof. Dr. Yunahar Ilyas, LC., M.Ag. saat peluncuran buku tafsir ini, salah satunya adalah tafsir ini merupakan amanah muktamar Muhammadiyah 1 Abad di Yogyakarta. Ada dua amanah pada muktamar 1 abad Muhammadiyah: (1) Penulisan buku keislaman yang lengkap (aqidah, ibadah, akhlak, muamalah duniawiyah) dan (2) Penulisan Tafsir At-Tanwir. Selain itu Prof. Yunahar juga menjelaskan bahwa Tafsir ini menggabungkan corak tafsir bil ma’tsur dengan tafsir bir ra’yi. Manhaj/Pendekatan yang digunakan ada tiga, yaitu: bayani, burhani dan irfani. Tidak boleh hanya mengulang, tetapi menjadi tafsir yang responsif terhadap situasi dan kondisi saat ini, juga menjadi tafsir yang mampu menggerakkan kebaikan masyarakat, meningkatkan etos beribadah, etos berkerja, etos ekonomi dan etos ilmu pengetahuan.
Kemudian melalui penjelasan singkatnya, Prof. Dr. Syamsul Anwar, M.A. juga memaparkan jika tafsir ini menekan responsifitas. Tidak hanya mengutip yang sudah ada. Tetapi merespon fenomena dan realita yang terjadi ditengah-tengah masyarakat. Tafsir ini membangun tiga etos: (1) etos keilmuan karena umat Islam dahulu besar dengan ilmu pengetahuan dan teknologi. (2) etos ekonomi karena etos ekonomi atau etos kerja sangat penting. Banyak dalam terminologi teologi juga menggunakan konsep ekonomi. Seperti istilah ajrun untuk orang yang berbuat baik, orang yang rugi bagi orang dzalim seperti orang yang membeli kesesatan dengan petunjuk dan (3) etos sosial.
Adapun testimoni dari keempat pakar tafsir tersebut yaitu dari Fahmi Salim, M.A. yang menyatakan bahwa tujuan dari Tafsir At-Tanwir ini seperti tafsir yang ditulis oleh Ibnu Asyur, yakni adanya kombinasi pendekatan tafsir bil ma’sur dan tafsir birra’yi. Disamping itu, tafsir at-tanwir juga mirip dengan tafsir yang ditulis oleh Muhammad Abduh yang bercorak adabi ijtima’I dengan tujuan untuk menjawab dan merespon berbagai tantangan dan problem yang dihadapi oleh umat secara keseluruhan. Tafsir at-Tanwir juga termasuk tafsir ensiklopedis dengan memuat berbagai pendekatan dan muatan ilmiah, bagaimana respon Muhammadiyah dengan isu-isu terkini, termasuk isu penafsiran Al-Maidah : 51. Termasuk didalamnya tema pemimpin non-Muslim.
Kemudian testimoni dari Prof. Dr. Masyitoh Chusnan, M.A. yang menyatakan Tafsir At-Tanwir lahir ditengah-tengah situasi bangsa kita yang kita maklumi. Tulisan adalah warisan peradaban. Maka Tafsir At-Tanwir pantas untuk di apresiasi. Wajib bagi Muhammadiyah untuk membuat Tafsir ini karena ini sangat penting. Allah telah menurunkan Ayat-ayat Al-Qur’an yang diantaranya ada yang muhkam (tegas lugas) tetapi ada juga yang mutasyabih (ambigu). Dan ayat-ayat yang ambigu itu banyak. Maka Majelis Tarjih wajib untuk ini. Rekonstruksi pemahaman irfani bahwa irfani tidak hanya pada sisi penulis saja, tetapi juga pembaca ketika membaca tafsir ini menjadi terpanggil hatinya pada kebaikan-kebaikan. Seperti mengambil tasawwuf modern buya hamka atau tasawwuf ibn taimiyah. Dibanding tafsir Buya Hamka, tafsir ini lebih maju. Karena pembaca lebih akan mendapatkan hal-hal yang mereka butuhkan pada tafsir ini.
Selain itu dari unsur Pimpinan Pusat Muhammadiyah ada Prof. Dr. Anwar Abbas yang juga diminta oleh panitia untuk memberikan testimoni terkait Tafsir ini. Melalui testimoninya Prof. Anwar Abbas mengatakan kalau beliau siap untuk terlibat dalam penulisan Tafsir ini terutama yang menyangkut tentang ayat-ayat ekonomi. Bahkan bukan hanya sekedar menulis, Prof. Anwar Abbas juga mengatakan bahwa beliau siap menghadapi kalau ada yang membantah ayat ekonomi dalam tafsir ini.
Terakhir ada Wakil Ketua MPR RI, Bapak Hidayat Nur Wahid yang juga diminta untuk memberikan testimoni terkait penerbitan Tafsir ini. Dimana dalam testimoninya beliau mengharapkan kalau Tafsir at-Tanwir ini benar-benar dapat memberikan pencerahan, terutama dalam bidang politik.