Etalase

Hikmah Kurban: Takwa untuk Mewujudkan Hidup Baik oleh Dr. Hamim Ilyas

Khutbah Shalat Iduladha 10 Zulhijah 1443 H/09 Juli 2022 M

Assalamu’alaikum wr. wb.

الله أكبر الله أكبر الله أكبر كبيرا و الحمد لله كثيرا و سبحان الله بكرة و أصيلا لا إله الا الله الله أكبر الله أكبر و لله الحمد

الحمد لله الذي جعل كلمة التوحيد لعباده حرزا و حصنا, و جعل منسكا ذكرا و له قربانا, أشهد أن لا إله الاّ الله وحده لا شريك له و أشهد أنّ محمدا عبده و رسوله الّذي نزّل عليه الكتاب لكلّ شيئ تبيانا, اللّهمّ صلّ و سلّم و بارك على نبي الرحمة الّذي كان للوعد صادقا أمينا و على أله و صحبه سادة الخلق الّذين يتّبعونه حقّا مبينا. قال الله تعالى في كتابه الكريم أعوذ بالله من الشيطان الرجيم: لَن يَنَالَ ٱللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَآؤُهَا وَلَٰكِن يَنَالُهُ ٱلتَّقۡوَىٰ مِنكُمۡۚ كَذَٰلِكَ سَخَّرَهَا لَكُمۡ لِتُكَبِّرُواْ ٱللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَىٰكُمۡۗ وَبَشِّرِ ٱلۡمُحۡسِنِينَ (الحجّ: 37). أمّا بعد, فيا إخواني و أخواتي رحمكم الله أوصيكم و نفسي بتقوى الله فقد فاز المتّقون

Kaum Muslimin dan Muslimat yang dimuliakan Allah
Pertama-tama marilah kita memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan rahmat dan karuni-Nya sehingga pada pagi hari ini kita bisa melaksanakan perintah agama, Shalat ‘Idul Adha, di lapangan ini. Semoga kehadiran kita menjadi ibadah yang diridlai Allah dan dapat memberi manfaat bagi kehidupan kita. Amin. Selanjutnya marilah kita berdoa semoga shalawat dan salam selalu dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan jalan lurus untuk mencapai keselamatan dan kebahagian hidup di dunia dan akhirat.
Kemudian sebagai khatib perkenankanlah terlebih dahulu kami mengingatkan diri pribadi kami dan kepada segenap jamaah sekalian untuk senantiasa meningkatkan takwa dengan pengertian حفظ النفس ممّا يؤثم و هو كلّ الأعمال البطيئة عن الخيرات, menjaga diri dari segala yang membuat berdosa berupa semua perbuatan yang membuat terhambat mendapatkan kebaikan-kebaikan yang bermanfaat. Marilah kita jadikan peningkatan ketakwaan ini sebagai agenda moral-spiritual dalam hidup kita yang singkat ini. Apabila kita mengagendakannya, tentu kita akan bersungguh-sungguh dalam usaha untuk mencapainya, sehingga kita memiliki harapan untuk menjadi manusia ideal, manusia yang diidam-idamkan dalam agama kita, yakni manusia yang paling bertakwa, sebagaimana yang difirmankan dalam al-Qur’an: inna akramakum ‘inda Allah atqakum.

Allahu Akbar x3

Kaum Muslimin dan Muslimat yang dimuliakan Allah
Pada hari ini kita merayakan Hari Raya ‘Idul Adha yang juga disebut dengan ‘Idul Qurban. Kita merayakannya dengan mengumandangkan takbir dan tahmid mulai dari tadi malam sampai akhir hari tasyriq tiga hari yang akan datang, melaksanakan Shalat ‘Id secara berjamaah yang dilanjutkan dengan khutbah pada pagi hari ini, dan dengan menyembelih hewan korban dan membagi-bagikannya kepada orang-orang yang berhak menerimanya setelah kita pulang dari lapangan ini.
Dalam surah al-Hajj ayat ke-37 yang kami baca di awal khutbah tadi ditegaskan bahwa yang sampai atau di-reken Allah dari kurban yang dilakukan umat bukanlah daging dan darah kurban, tetapi takwa mereka. Pengertian takwa yang disebutkan di atas adalah pengertian dengan memadukan pengertian takwa yang dikemukakan ar-Raghib al-Ashfahani dalam Mu’jam Mufradat al-Alfadh al-Qur’an (at-taqawa: hifdh an-nafs mima yu’tsimu) dan pengertian dosa yang dikemukaan Ibn Yusuf al-Halabi dalam ‘Umdah al-Chuffadh fi Tafsir Asyraf al-Alfadh (al-itsm: ism li al-af’al al-bathi’ah ‘an al-khairat). Dalam pengertian tersebut jelas bahwa takwa merupakan kualitas diri yang membuat pemiliknya dapat memperoleh al-khairat, kebaikan-kebaikan yang bermanfaat (an-nawafi’).
Dengan memperhatikan takwa sebagai nilai yang menjadi ukuran kemuliaan manusia sebagaimana yang ditunjukkan firman Allah inna akramakum ‘inda Allah atqakum, kebaikan-kebaikan bermanfaat yang menjadi batasan pengertiannya sudah barang tentu, kebaikan-kebaikan yang berguna untuk mewujudkan hidup yang diidealkan baginya, yakni hidup baik sesuai dengan kedudukannya di muka bumi sebagai hamba dan khalifah (wakil) Allah.
Hidup baik dalam an-Nahl, 16: 97 disebut hayah thayyibah dan hanya dapat diwujudkan dengan amal saleh dan menjadi orang beriman (mukmin). Dalam tafsir sabahat, hayah thayyibah meliputi 3 kriteria: rejeki halal (Ibn Abbas dalam satu riwayat), qanaah/kepuasan (Ali bin Abi Thalib) dan kebahagiaan (Ibn Abbas dalam riwayat yang lain). Tafsir sahabat ini sejalan dengan perolehan iman dan amal shaleh yang disebutkan dalam al-Baqarah, 2: 62 dan menjadi kriteria hayah thayyibah yang diajarkan al-Qur’an:

1. lahum ajruhum ‘inda rabbihim (sejahtera sesejahtera-sejahteranya/ar-rafahiyyah kulluha);
2. wa la khaufun ‘alaihim (damai sedamai-damainya/as-salamu kulluha); dan
3. wa la hum yahzanun (bahagia sebahagia-bahagianya/as-sa’adatu kulluha) di dunia dan di akhirat.

Hidup baik yang diidealkan bagi manusia tersebut hanya dapat terwujud jika dia menjalankan kedudukannya sebagai hamba dan khalifah Allah dengan peran-peran sebagai berikut:

1.Pribadi
1) Pribadi rahmat (Ali Imran, 3, 159): lemah lembut –tidak kasar dan tidak kaku- pemaaf, memohonkan ampunan (tidak mau mendoakan buruk, bukan pendendam), musyawarah (menghargai pendapat orang lain dan “menjadi pendengar” yang baik), memiliki azam (tekad kuat, cita-cita tinggi, disiplin dan kerja keras), dan tawakal (menerima diri).
2) Pribadi ihsan (al-Qashash, 28: 77): bahagia dengan memberi manfaat sebanyak-banyaknya kepada sebanyak mungkin orang sehingga melaksanakan never ending process of ihsan;
3) Pribadi unggul (al-Anfal, 8: 65-66): semula 1 muslim mengalahkan 10 lawan, kemudian diturunkan menjadi 1 muslim mengalahkan 2 lawan dalam produktifitas.

2.Hamba Allah (al-Furqan, 25: 63 – 77)
1). ramah,
2). budaya damai,
3). spiritualitas tinggi,
4). penghayatan akhirat mendalam
5). keberpihakan
6). tauhid dan ibadah murni
7). tidak kriminal
8). kesucian
9). taubat
10). tidak merekayasa pengadilan
11). tidak melakukan yang tidak bermakna
12). penghayatan ayat-ayat Allah
13). setia kepada keluarga
14). cita-cita tinggi

3. Anggota keluarga
1) Keluarga idaman (ar-Rum, 30: 21): keluarga sakinah berdasarkan mawadah dan rahmah sehingga semua fungsi keluarga berjalan dengan baik
2). Pembentukan keluarga (an-Nisa’, 4: 21): perkawninan sebagai mitsaqan ghalidlan (penjanjian saling membahagiakan)
3). Pergaulan dalam keluarga (an-Nisa’, 4: 19): mu’asyarah bil ma’ruf
4). Hak dan kewajiban suami-isteri (al-Baqarah, 2: 228): seimbang
5). Pelaksanaan tugas-tugas reproduksi (al-Baqarah, 2: 233): tidak saling menimbulkan madlarat.
6). Keturunan: dzurriyah thayyibah (Ali Imran, 3: 28) dan tidak lemah (an-Nisa’, 4: 9)

4. Warga Komunitas
1) Ali Imran, 3: 104 -komunitas dakwah amar ma’ruf nahi munkar yang memperbaiki kehidupan demi terwujudnya hayah thayyibah
2) Ali Imran, 3 (113): -ummah qaimah, komunitas yang menegakkan nilai-nilai kehidupan demi terwujudnya hayah thayyibah, termasuk nilai-nilai kemajuan:
(1). Ekonomi pasar,
(2). Sains dan teknologi,
(3). Meritokrasi,
(4) Pragmatisme,
(5) Budaya perdamaian,
(6) Aturan hukum, dan
(7) Pendidikan

5. Warga Masyarakat (al-Baqarah, 142-148)
1). Identitas masyarakat (ummatan wasatha, masyarakat pilihan);
2). Jiwa masyarakat (ghairus sufaha’, jiwa besar);
3). Tugas masyarakat (syuhada’ ‘alan nas, pelaku-pelaku sejarah);
4). Sistem dan struktur sosial (li kullin wijhah, egalitarianisme dan masyarakat majmuk); dan
5). kepribadian masyarakat (fastabiqul khairat, masyarakat unggul dengan berada di depan dalam semua kebaikan).

6. Warga Negara
1). al-Baqarah, 2: 126 -baladan aminan, negara yang aman, damai dan kemakmuran untuk semua warga negara;
2). Saba’, 34: 15 -baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur, adil, makmur, berwawasan lingkungan hidup dan kejahatan terkendali;
3). at-Tin, 95: 3 -al-balad al-amin, negara amanah yang melindungi hak-hak warga negara

7. Warga Dunia
1). al-Baqarah, 2: 213 -persatuan umat manusia
2). al-Baqarah, 2: 36 -bumi tempat tinggal manusia dan tempat mendapatkan kenyamanan;
3). ar-Rum, 30: 41 -tidak membuat kerusakan di laut, daratan (dan udara).

Allahu Akbar x 3

Kaum Muslimin dan Muslimat yang dimuliakan Allah
Dengan ibadah kurban yang kita selenggarakan marilah kita usahakan dapat memperoleh takwa dengan pengertian di atas sehingga kurban kita di-reken oleh Allah SWT dan kita dapat mewujudkan hidup baik dalam kehidupan pripadi kita dan dalam kehidupan bersama dalam semua tingkatannya mulai dari kehidupan keluarga sampai kehidupan umat manusia seluruhnya.
Demikianlah khutbah kami. Mudah-mudahan ada manfaatnya bagi kita semua. Dan marilah kita mengakhiri khutbah ini dengan doa bersama:

اللهمّ اغفر للمسلمين و المسلمات و المؤمنين و المؤمنات الأحياء منهم و الأموات اللهمّ انصر من نصر الدين و اخذل من خذل المسلمين اللهمّ اجعل جمعنا هذا جمعا مباركا و تفرقنا بعد هذا تفرقا معصوما اللهم لا تدع في مجلسنا هذا ذنبا إلا غفرته و لا دينا إلا قضيته و لا كربا إلا فرجته و لا حاجة من حوائج الدنيا و الأخرة إلا قضيته يا أرحم الراحمين ربّنا أتنا في الدنيا حسنة و في الاخرة حسنة و قنا عذاب النّار

Wassalamu’alikum wr. wb.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button