Etalase

Qurban Mengokohkan Tauhid dan Meneguhkan Humanisme oleh Dr. Endang Mintarja

Khutbah Shalat Iduladha 10 Zulhijah 1443 H/09 Juli 2022 M

السلام عليكم و رحمة الله و بركاته

الحمد لله ذى الجلال و الإكرام الذى رزقنا من بهيمة الأنعام و جعلها من شعائر الإسلام. و فضلنا على سائر الخلق بتعليم العلم و البيان
اشهد ان لا إله الا الله وحده لا شربك له الذي ابتلى إبراهيم خليله, و اشهد ان محمدا عبده و رسوله اللدى اصطفاه لا نبي بعده
صلاة و سلاما على هذا النبي الأمي صاحب الشفاعة و على اله و صحبه و من تبعه بإحسان الى يوم القيامة. و بعد
الله أكبر كبيرا و الحمد لله كثيرا و سبحان الله بكرة و أصيلا. لا إله الا الله وحده, صدق وعده و نصر عبده و أعز جنده و هزم الأحزاب وحده. لا إله الا الله و الله أكبر الله أكبر و لله الحمد
فقال الله تعالى فى القرآن الكريم أعوذ بالله من الشيطان الرجيم:
قُلْ صَدَقَ ٱللَّهُ ۗ فَٱتَّبِعُوا۟ مِلَّةَ إِبْرَٰهِيمَ حَنِيفًۭا وَمَا كَانَ مِنَ ٱلْمُشْرِكِينَ (ال عمران:95)

الله أكبر الله أكبر الله أكبر و لله الحمد

Hadirin aa’idin wal aa’idaat rohimaniyallahu wa iyyakum ajma’iin. Kita patut bersyukur kepada Allah yang dengan nikmat-Nya membuat kita mampu mengenal kebenaran dan kebatilan, mampu memilah kemuliaan dari kehinaan dan mampu menuju kemajuan serta meninggalkan keterbelakangan dan kejumudan.
Shalawat dan salam semoga tercurah senantiasa untuk kekasih Allah Kanjeng Nabi Muhammad saw yang doa dan harapannya beliau haturkan bagi mereka yang sejahtera maupun yang sengsara, bagi yang bertaqwa maupun para pendosa, dari golongan jin maupun manusia. Seorang Nabi yang syafaatnya dinanti oleh semesta di hari di mana tidak ada lagi guna anak dan harta. Demikian juga selamat sejahtera bagi seluruh keluarga yang suci dan terpilih, para istri sebagai ibu bagi kaum beriman serta para shahabat sebagai teladan ketulusan dalam perjuangan dan seluruh umat yang istiqamah dalam menapaki sunnah beliau hingga akhir masa.

الله أكبر الله أكبر الله أكبر و لله الحمد

Di bulan zulhjjah ini ada dua ibadah agung yang sangat terkait dengan Khalilullah Nabi Ibrahim as. Sosok Nabi yang haniif lurus teguh, moderat, dermawan dan penuh dengan belas kasih yang wujud sempurnanya ada dalam diri Uswatunaa Rasulullah Muhammad SAW (Al-Baqarah 130,135, Ali Imron: 95, Al-Nisa:125, al-An’am:161, Yusuf:38, al-Nahl:123 dan al-Hajj:78). Dua ibadah itu adalah, pertama Ibadah Haji yang kini sedang dilaksanakan oleh saudara-saudar kita yang mendapatkan kesempatan yang sangat berharga itu sekali dalam setahun. Jauh di Padang pasir yang terik, berjuta-juta umat Islam dengan semangat mengumandangkan kalimah thayyibah, bertasbih dan memuji Allah tiada henti. Berdesakan untuk berlomba melempar jumrah di Mina. Di sana banyak sekali kelompok manusia dengan pakaian yang lusuh dan rambut penuh debu beriringan bergerak menuju Jumratul Ula, Jumratul Wustha dan Jumratul Aqabah. Dalam lautan manusia yang begitu dahsyat, tangan-tangan pelempar jumrah kelihatan begitu kecil; tetapi dalam gerakan serentak, tangan-tangan kecil ini membentuk konfigurasi kekuatan raksasa yang menakjubkan, suatu kesatuan ummat yang berpadu dalam akidah dan ibadah. Sebagaiman firman Allah dalam surat AL-Anbiya ayat 92:

إن هذه أمتكم أمة واحدة وأنا ربكم فاعبدون

Arafah yang terletak tidak jauh dari Mina, suatu padang pasir yang membentang lengang dan tanpa warna, selain pemandangan bukit-bukit batu yang tegak kokoh di sana sini, hanya sedikit rumput dan pepohonan. Namun setiap tanggal 9 Dzul Hijjah, Arafah dipenuhi oleh lautan manusia bagaikan rayap dengan tenda-tendanya yang beraneka ragam. Kesatupaduan umat ini lebih terasa lagi tatkala matahari sedikit tergelincir kesebelah barat, yakni saat adzan Dzuhur dikumandangkan, semua manusia menghentikan kegiatannya selain bertahmid, tahlil dan takbir. Pada saat semua mulut jamaah haji mengucapkan bahasa yang sama inilah, menurut Rasulullah saw, Allah swt turun ke langit dunia membangga-banggakan jamaah haji di hadapan para malaikat-Nya.
“Hamba-hambaKu datang kepada-Ku dengan rambut kusut dan penuh debu dari berbagai negeri yang sangat jauh, tiba di sini mengharapkan surga-Ku. Sekiranya dosamu sebanyak bilangan pasir atau sejumlah butiran hujan, dan buih di lautan, Aku akan mengampuninya. Berangkatlah wahai hamba-Ku beserta ampunan-Ku”.
Peristiwa agung yang kedua, yang terjadi di bulan ini adalah ibadah qurban. Qurban yang pada hakikatnya (sebagaimana ibadah haji) sebagai upaya meneruskan tradisi Nabi Ibrahim alaihissalam, bermakna berbagai bentuk upaya untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan cara menanamkan semangat berbagi nikmat kepada sesama umat. Dengan demikian ibadah kurban sangat penting bagi tegaknya nilai-nilai kemanusiaan.

الله أكبر الله أكبر الله أكبر و لله الحمد

Kedua peristiwa agung di bulan Dzulhijjah tersebut dihimpun oleh Allah swt dalam satu surat Al-Hajj (walaupun juga disebut dalam surat lain). Surat Al-Hajj merupakan surat yang diawali dengan perintah untuk bertakwa dan diakhiri dengan perintah menggapainya dengan penuh kesungguhan. Dengan demikian, sebagaimana tujuan dari ibadah-ibadah yang lainya, Haji maupun Qurban menghendaki pelakunya menggapai maqam ketakwaan.
Perhatikanlah dua macam ibadah dalam surat al-Hajj ini menggiring pelakunya untuk meraih nilai takwa yang terhujam dalam jiwa dan mewujud dalam amal sosialnya. Bukan hanya sekedar ritual ibadah lahiriah belaka.
Sebagaimana dapat kita baca, setelah Allah menjelaskan beberapa rangkaian ritual haji, Dia menyatakan bahwa hal itu semua hanya benar-benar dapat dilakukan oleh orang yang mengagungkan syiar Allah dan memiliki ketakwaan dalam jiwa.

ذلك ومن يعظم شعائر الله فإنها من تقوى القلوب

Demikianlah (perintah Allah). Dan barang siapa mengagungkan syiar-syiar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati”. (Al-Hajj:32)

Sedangkan dalam ibadah qurban, Allah menegaskan bahwa yang akan dinilai sebagai kebaikan (pahala), bukan jenis hewannya dan bukan mengucurkan darah dalam penyembelihannya, akan tetapi yang menjadi perhatian Allah adalah ketakwaan yang mendorong terwujudnya perbuatan qurban tersebut.

لن ينال الله لحومها ولا دماؤها ولكن يناله التقوى منكم كذلك سخرها لكم لتكبروا الله على ما هداكم وبشر المحسنين

Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik.” (Al-Hajj:37)

الله أكبر الله أكبر الله أكبر و لله الحمد

Untuk menggapai maqam ketakwaan itu memang sulit bagaikan menapaki jalan menanjak lagi terjal dan penuh rintangan. Oleh karena itu, untuk meraih ketakwaan dibutuhkan kesungguhan dan aktivitas atau amalan yang dilakukan secara berkesinambungan sehingga menjadi identitas dan karakter bagi pelakunya. Tidak hanya sisi ritual spiritual, akan tepai juga moral emosional. Sebagaimana firman Allah swt;

وَسَارِعُوْٓا اِلٰى مَغْفِرَةٍ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمٰوٰتُ وَالْاَرْضُۙ اُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِيْنَۙ ١٣٣

Bersegeralah menuju ampunan dari Tuhanmu dan surga (yang) luasnya (seperti) langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa, 3:134

الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ فِى السَّرَّۤاءِ وَالضَّرَّۤاءِ وَالْكٰظِمِيْنَ الْغَيْظَ وَالْعَافِيْنَ عَنِ النَّاسِۗ وَاللّٰهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِيْنَۚ ١٣٤

(yaitu) orang-orang yang selalu berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, orang-orang yang mengendalikan kemurkaannya, dan orang-orang yang memaafkan (kesalahan) orang lain. Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan.

Keseimbangan amal ritual dengan amal sosial bagaikan tangkai dan daun yang lebat rindang dari sebuah pohon sehingga orang bisa berteduh sedangkan buahnya yang wangi dan lezat dari pohon itu mampu mencukupi segala apa yang menjadi kebutuhannya. Inilah kekuatan Islam yang diajarkan Rasul yang menyebabkan mudah tersiar dan tersebar keseluruh jazirah Arab bahkan kemudian ke penjuru dunia. Tanpa kerendahan diri di hadapan Tuhan yang disertai kemurahan kepada sesama manusia, orang tidak akan pernah memahami dan menjalani Islam secara benar.
Sifat pemurah atau dermawan termasuk sifat yang mulia dan menjadi akhlak para Nabi. Muhammad saw adalah manusia paling pemurah, paling besar rasa kemanusiaannya dan paling ikhlas dalam memberikan bantuan. Tidak pernah timbul rasa takut akan jatuh miskin, pemberiannya tiada henti-hentinya bagai angin yang terus berhembus tanpa balas jasa.

عن عائشة قالت سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول : السخي قريب من الله بعيد من النار قريب من الجنة قريب من الناس والبخيل بعيد من الله بعيد من الجنة بعيد من الناس قريب من النار والجاهل السخي أحب إلى الله عز وجل من العابد البخيل. (الطبرنى)

Dari Aisyah berkata, aku mendengar Rasulullah saw bersabda;’Orang yang dermawan dekat kepada Allah, jauh dari neraka, dekat ke surga, dekat kepada manusia. sedangkan orang yang pelit jauh dari Allah, jauh dari surga, jauh dari manusia tapi dekat dengan neraka. Orang yang bodoh tapi dermawan lebih disukai Allah dari pada orang yang rajin beribadah tapi pelit“. (H.R. Thabrani, 2363, Mu’jam Ausath, III, 27)

Al-Hafiz Ibnu Hajar Al-Atsqalany, dengan mengutip sebuah riwayat (sebagaimana disyarah oleh Syekh Nawawi al-Bantani dalam Nashaihul Ibad), menyebut 3 hal yang menyebabkan Nabi Ibrahim as menjadi kekasih Allah (Kholiilullah); pertama, Nabi Ibrahim selalu mengutamakan perintah Allah, kedua, Nabi Ibrahim tidak pernah mengeluh atas rezeki yang ditetapkan Allah, dan ketiga, beliau selalu berupaya makan bersama orang lain di saat pagi maupun petang. Dari sebab-sebab itu kita bisa mengambil pelajaran bahwa tauhid yang benar, Islam yang benar, harus mampu menumbuhkan kesadaran dan solidaritas sosial. Dengan demikian, iman yang hanya berupa pengakuan, Islam yang hanya berupa simbol ritual, belum membuktikan kesungguhan pasrah yang total dan paripurna.
Jika kita cermati, hadits dan kisah teladan di atas menegaskan dengan gamblang bahwa kesungguhan beragama mesti melahirkan pribadi yang dermawan dan murah hati. Sedangkan ibadah yang tak mampu mengusir kebakhilan adalah cermin keroposnya nilai ibadah seseorang.
Keroposnya nilai ibadah itu, secara individu seseorang tidak layak disebut sebagai orang yang beragama. Sedangkan jika kedermawanan sebagai wujud keberpihakan kepada mereka yang lemah tidak dilakukan oleh negara atau sebuah bangsa, maka bangsa tersebut tidak layak disebut sebagai bangsa yang beragama. Firman Allah dalam surat Al-Maun yang mengecam dengan keras dan tegas bagi mereka yang tidak mempedulikan kaum papa miskin dan anak yatim cukup menjadi peringatan bagi mereka yang main-main dalam beragama. Di akhirat kelak mereka termasuk orang-orang yang merugi dan bangkrut karena amalan ibadahnya tidak bernilai di sisi Allah swt.

قل هل ننبئكم بالأخسرين أعمالا. الذين ضل سعيهم في الحياة الدنيا وهم يحسبون أنهم يحسنون صنعا

Katakanlah (Muhammad), inginkah kalian aku beritahu orang-orang yang merugi amal-amalnya? Yaitu mereka yang selama di dunia melakukan upaya yang sia-sia, tapi mereka merasa sedang melakukan kebaikan“. (Al-Kahfi 103-104)

Marilah beragama secara paripurna meneladani Rasulullah saw, bukan hanya akidah dan ibadahnya, akan tetapi juga akhlak dan kedermawanannya. Mari buktikan bahwa islam yang dibawa Nabi Muhammad saw merupakan rahmat dan berkah buat semesta, tebar kedamaian dan rasa optimisme akan kasih sayang dan ampunan Allah swt.

الله أكبر الله أكبر الله أكبر و لله الحمد

‘Aidin wal ‘aidat rahimaniyallahu wa iyyakum
Akhirnya marilah kita memasrahkan dengan sepenuh hati jiwa dan raga kita kehadirat Allah Yang Maha kuasa, tunduk dan patuh pada setiap kehendak-Nya, setia kepada syariat-Nya. Bersihkan jiwa dari kesombongan dan pembangkangan terhadap apa yang diperintahkan-Nya. Sesungguhnya Allah sangat membenci orang yang berkeras hati dan gemar membangkang. Tundukan hati dan pikiran kita, mudah-mudahan saat ini adalah saat terbaik bagi kita untuk menerima hidayah Allah swt.

الحمد لله حمدا يوافى نعمه و يكافئ مذيده ربنا و لك الحمد كما ينبغى لجلال وجهك و عظيم سلطانك. اللهم صل على محمد و على ال محمد كما صليت على ال إتراهيم, و بارك على محمد و عل ال محمد كما باركت على ال إبراهيم فى العالمين إنك حميد مجيد

Ya Allah Ya Tuhan kami, bersihkanlah hati kami dari segala tabiat buruk yang dapat menodai kesucian dan kebeningan hati. Karena hanya dengan kebeningan hati itulah kami dapat menerima cahaya hidayahMu. Ya Allah Maha Pemberi Rizki, jauhkanlah hambamu ini dari segala pendapatan dan pemberian yang Engkau haramkan. Jangan Kau biarkan kami memakannya dan menggunakannya, karena setiap yang haram akan menjadikan kami keras hati dan tidak khusyu dalam beribadah serta tidak mampu merasakan nikmatnya beribadah kepadaMu ya Allah.
Ya Allah Maha Pemelihara, peliharalah bangsa ini dari kehancuran dan kebangkrutan. Selamatkan pemimpin dan rakyatnya dari keserakahan, kedengkian dan berbangga dengan dosa-dosa. Jagalah kami semua bangsa ini Ya Allah dari kebejatan korupsi, kelicikan kolusi dan kenistaan nepotisme. Ya Allah Yang Maha Benar, perlihatkanlah kepada kami bahwa yang benar itu benar dan berikan kami kekuatan untuk mengamalkannya. Perlihatkanlah yang salah itu salah dan berikan kami kekuatan untuk menjauhinya. Ya Allah terimalah puasa kami, ruku dan sujud kami, shalat dan zakat kami serta semua amalan yang telah kami persembahkan pada-Mu Ya Allah.

أللهم أرنا الحق حقا و ارزقنا اتبعاعه و أرنا الباطل باطلا و ارزنا اجتنابه
ربنا اتنا فى الدنيا حسنة و فى الآخرة حسنة و قنا عذاب النار
الله أكبر الله أكبر الله أكبر و لله الحمد

و السلام عليكم و رحمة الله و براكاته

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button