
Dakwah Muhammadiyah di Kalbar
Warga Muhammadiyah di Provinsi Kalimantan Barat berada di antara 54 % umat Islam yang ada di dalamnya. Namun demikian yang menjadi Gubernur dan Wakilnya adalah non Muslim. Secara politis dan ediologis tidak bermanfaat bagi kehidupan warga perserikatan. Sehingga semua bentuk kegiatan diusahakan secara mandiri. Melihat kondisi riil, keberadaan PDM ataupun PCM di luar kota Pontianak, di samping jarak yang jauh, dengan kondisi jalan yang belum seluruhnya bisa dengan nyaman dilalui dengan kendaraan darat, juga persoalan finansial dan SDM.
Kantor PWM Kalbar berada di Kabupaten Kubu Raya, kabupaten baru yang berdampingan dengan kota Pontianak. Ketua PWM adalah Dr. Pabali Musa, M.Ag, kebetulan sekarang menjabat sebagai Wakil Bupati Sambas. PWM Kalbar menempati gedung tabligh berlantai tiga, dilengkapi masjid At-Tanwir di lantai dua. Letak lokasi yang strategis di pinggir jalan protokol menuju bandara Supadio yang memang berada di Kabupaten Kubu Raya. Membawahi 14 PDM yaitu; STIK, UM Pontianak, AKBID, SMK 1 dan 2, SMA 1 dan 2 , SMP 1, 2, dan 3, SD 1, 2, dan 3. Sedang dalam rencana membangun Rumah Sakit, tanah sudah ada sekitar 5 ha. Berhadapan dengan lokasi AKBID.
Anggota Majelis Tarjih dan Tajdid yang ditunjuk sosialisasi ke PWM Kalbar adalah Fuad Zein dan Atang Sholihin, S.Pdi. Berangkat hari Kamis 26 Mei 2016 dengan pesawat Nam Air sedianya pk. 16.45, tetapi delay dan baru berangkat pk.18. sampai di bandara Supadio pk. 19.30. dijemput oleh ketua PDM Pontianak, pak Wasilun wk. Sekretaris PWM, pak Suharto. M.Si ketua Majelis Tarjih PWM, dan Indra dari Dikdasmen (driver). Setelah makan malam, diantar ke hotel Merpati jalan Imam Bonjol Pontianak untuk istirahat.
Acara sosialisasi
Melihat situasi di lapangan, patut diduga PWM Kalbar belum siap menerima acara sosialisasi dari MTT PPM, dikarenakan bersamaan dengan penyelenggaraan MTQ Provinsi, yang ditunjuk sebagai panitia sosialisasi juga ada yang jadi panitia MTQ, atau karena jarak rumah dengan kantor PWM cukup jauh sementara yang bersangkutan sebagai PNS, jadi tidak bisa kerja sepenuhnya. Dari 14 PDM yang hadir 4 PDM yaitu Kota Pontianak, Kubu Raya, Mempawah, dan Singkawang. Yang lain tidak bisa hadir mungkin karena jarak yang jauh, masalah finansial karena harus biaya sendiri. Peserta tidur di rumah keluarga atau teman, sedang akomodasi makan dan minum ditanggung PWM. Acara sosialisasi pertama adalah khutah Jum’at tanggal 27 Mei 2016 di masjid at-Tanwir PWM Kalbar, sebagai imam dan khatib adalah ust. Fuad Zein. Berikutnya dilanjutkan malam hari, materi disesuaikan dengan kebutuhan peserta.

Resume Hasil Diskusi Dengan Peserta
Meskipun jumlah peserta belum memenuhi harapan ideal, tetapi nampak antusias dan haus pencerahan, sehingga pemateri merasa tertantang untuk menyampaikan ilmunya, waktu dua, tiga atau empat jam tidak terasa. Dari diskusi tersebut terungkap dinamika dakwah yang dihadapi oleh pegiat persyarikatan setempat. Hal yang menggembirakan misalnya media informasi baik Radio maupun TV belum menjadi konsern Muhammadiyah, sehingga di Kalbar MTA tumbuh subur karena memiliki media.
Namun demikian, Hasil produk MTT PP Muhammadiyah tidak mudah diperoleh di daerah Kalbar. Buku-buku panduan Kemuhammadiyahan sangat sulit didapat, termasuk panduan zikir dan doa. Selain itu, ulama Tarjih di Kalbar dirasakan sangat kurang, sehingga seringkali mengutus ustadz yang belum jelas ghirahnya kepada Muhammadiyah, yang terjadi justru berseberangan dengan PDM-PDM setempat. Alhadil warga Muhammadiyah dirasa masih lemah di dalam penguasaan ibadah praktis
Rekomendasi
Berangkat dari minimnya kader ulama Muhammadiyah, kemarin ada waktu untuk sedikit sosialisasi PUTM, agar ada wakil dari Pontianak yang dikuliahkan di PUTM. Mohon agar nantinya jika ada yang mengutus, untuk dipermudah masuk ke PUTM.
Tantangan bagaimana meningkatkan kualitas kelembagaan dan organisasi, untuk ditingkatkan dan intinya adalah peningkatan dalam hal SDM yang terlibat dalam kelembagaan dan organisasi tersebut, termasuk di dalamnya Kendala profesioanalitas, yaitu belum dapat terlaksananya proses organisasi, administrasi dan ke pemimpinan yang sesuai dengan prinsip-prinsip profesionalisme, dan manajemen modern. Sebagai bukti belum tersedianya tenaga “Full Timer” di jajaran organisasi, dan secara umum para pimpinan daerah lebih banyak menghabiskan waktunya di luar organisasi.
Demikian laporan singkat sosialisasi, secara materi belum seluruhnya dibahas dengan tuntas sesuai jadwal acuan. Namun itulah yang diperlukan masyarakat, bi qadri ‘uqulihim. Nashrun minallah wa fathun qarib, wassalam.(ed. ay)