Berita

Teks Khutbah Iduladha (1)

 إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ

،وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا

،مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ

،أَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ

وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه

قال الله تعالى فى كتابه الكريم

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

أَمَّا بَعْدُ

اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الحَمْدُ

Allahu akbar, Allahu akbar, laa ilaaha illallah wallahu akbar. Allahu akbar walillahil hamd.

Segala Puji Hanya Bagi Allah semata, kita berlindung kepada Allah dari segala keburukan diri kita dan amalan kita.

Dan sepatutnya kita senantiasa bersyukur. Meskipun kita banyak melalaikan Allah Subhana Wa ta’ala, bahkan banyak melakukan perbuatan dosa, namun Allah masih memberikan kepada kita kenikmatan yang sangat banyak, maka sudah selayaknya kita untuk senantiasa meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah subhana wa ta’ala.

Sholawat dan Salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam beserta keluarganya, sahabatnya dan umatnya yang mengikuti beliau hingga Akhir Zaman.

اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الحَمْدُ

Allahu akbar, Allahu akbar, laa ilaaha illallah wallahu akbar. Allahu akbar walillahil hamd.

Saudaraku kaum Muslimin yang berbahagia, hari ini adalah Hari Raya Berkurban yang pada waktu terdahulu, kita rayakan dengan suka cita, gembira, dan penuh syiar yang besar-besaran. Akan tetapi, dengan ketentuan dari Allah pula, kita rayakan hari raya kita dengan sangat-sangat terbatas.

Dan Allah subhana wa ta’ala telah berfirman dalam Surat al-Hajj ayat 32 

 ذَٰلِكَ وَمَن يُعَظِّمْ شَعَائِرَ اللَّهِ فَإِنَّهَا مِن تَقْوَى الْقُلُوبِ

“Dan barangsiapa mengagungkan syi’ar-syi’ar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati” (QS. al-Hajj: 32).

Ibnu Katsir menafsirkan ayat ini, bahwa hati yang takwa, tercermin dalam amalan ibadah badannya yang sekaligus merupakan syiar-syiar Agama Islam.

Sehingga, meskipun kita dalam keadaan Pandemi yang belum berakhir, bahkan mungkin masih di puncak wabah, kita berusaha tetap mengagungkan syiar Islam, tanpa mengabaikan protokol Kesehatan, sebagai wujud ketaatan kita kepada Allah untuk menjaga diri diri kita supaya tidak jatuh kepada kebinasaan.

اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الحَمْدُ

Allahu akbar, Allahu akbar, laa ilaaha illallah wallahu akbar. Allahu akbar walillahil hamd.

Kaum Muslimin, Allah Subhana wa Ta’ala berfirman dalam Surat Fathir: ayat ke 28:

(إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ غَفُورٌ)

“Sesungguhnya di antara hamba-hamba Allah yang takut kepada Allah, hanyalah para Ulama, sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.”

Yang ini berarti seorang hamba yang  memiliki ilmu tidak dikatakan sebagai orang yang berilmu, kecuali lahir khosyatullah, rasa takut kepada Allah, yang melahirkan amal yang dhahir, dan takut untuk bermaksiat kepada Allah.

Kaum Muslimin rahimakumullah,

Kita tentu melihat, bagaimana pakaian para dokter, perawat, tenaga Kesehatan, disaat merawat pasien covid 19. Semuanya tertutup, bajunya dua lapis, bahkan diluarnya full gaun, pakai maskernya pun dobel. Kemudian menggunakan kaca mata dan face shield. Sarung tangannya pun bisa 2 bahkan tiga lapis. Mengapa??

Karena mereka mengetahui, bagaimana bahaya nya seseorang yang terinfeksi covic 19. Bagaimana mudahnya virus ini menyebar, dan keluarga mereka di rumah pun juga terancam. Dan tidak sedikit pasien yang terinfeksi dan fatal akibatnya.

Karena pengetahuan mereka akan virus tersebut, maka wajar bila mereka sangat sangat berhati hati Ketika berhadapan dengan covid 19.

Padahal di sisi lain, ada yang lalai dengan bahaya virus ini, bahkan ada yang menyangsikan adanya virus ini

Saudaraku, bukankah para ulama memiliki kedalaman pemahaham tentang quran dan sunnah, keilmuan yang luas,  mereka takut akan ancaman Allah bagi orang-orang yang lalai. maka wajar jika mereka menjadi orang yang sangat sangat khawatir dengan diri mereka, dan juga khawatir akan keselamatan umat.

Maka para ulama hadir memperingatkan umat, akan bahayanya kelalaian atas agama ini. Sekaligus menyampaikan kepada umat, janji Allah, berupa kenikmatan hakiki di akhirat, yaitu surganya Allah, bagi orang-orang yang beriman.

Akan tetapi ada pula yang lalai dari tuntunan agama. Karena belum tahunya hamba tersebut akan janji dan ancaman dari Allah Subhana wa ta’ala.

اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الحَمْدُ

Allahu akbar, Allahu akbar, laa ilaaha illallah wallahu akbar. Allahu akbar walillahil hamd.

Saudaraku kaum muslimin, tidak ada kata terlambat untuk Kembali kepada Allah, tidak ada kata terlambat untuk bertaubat. Dan Allah adalah dzat yang maha pengampun lagi maha penyayang.

Semoga Allah subhana wa ta’ala senantiasa mengampuni dosa dosa kita, dan memasukkan kita ke surganya, dan menjauhkan kita dan keluarga kita dari dahsyatnya api neraka.

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ

وَالأَمْوَاتِ اِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ

رَبَّنَا لاَ تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ ٱلْوَهَّابُ

رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

 وصلى الله على نبينا محمد وعلى اله وصحبه أجمعين

سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَوَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

Naskah Khutbah Iduladha di masa pandemic 2020 ini ditulis Oleh:

dr. H. Muhammad Ariffudin, Sp.OT.
(Anggota Div. Hisab & IPTEK Majelis Tarjih & Tajdid PP Muhammadiyah, Ketua Majelis Tabligh PDM Kab. Sleman)

Related Articles

One Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button