Etalase

Mewujudkan Umat yang Utama dengan Takwa oleh Miftah Khilmi H., Lc. M.Hum.

Khutbah Shalat Iduladha 1443 H/2022 M

الحمد لله، الحمد لله الذي أنعمَنَا بنعمةٍ كثيرةٍ، وفضّلَنَا بفضيلةٍ عظِيمةٍ، ومننّا بأكبر منة، وهو الذي علّمنا بالوحدانيةٍ، وبعث الأنبياءَ بالرسالةٍ، واصطفى محمَّدًا للعالمين رحمةً، وجعل لنا الإسلامَ شريعةً، وأنزل القرآنَ للنّاس هدايةً
الصلاة والسلام على حبيبِنا ورسولِنا المصطفى، خاتمِ المبعوثين، المشهورِ بالأمين، أتقى المتّقين، نبيِنا محمَّدٍ، وعلى آله وأصحابه أجمعين، ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين، أمّا بعدُ
قال الله تعالى في كتابه الكريم، أعوذ بالله من الشيطان الرجيم يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ [آل عمران: 102]، فيا أيها الحاضرون أوصيكم وإياي بتقوي الله فقد فاز المتَّقون

الله أكبر الله أكبر، لا إله إلّا الله، الله أكبر، الله أكبر ولله الحمد

Jamaah Kaum Muslimin yang dirahmati Allah ﷻ

Allah ﷻ berfirman dalam QS. Al-Maidah: 27-28:

وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ ابْنَيْ آدَمَ بِالْحَقِّ إِذْ قَرَّبَا قُرْبَانًا فَتُقُبِّلَ مِنْ أَحَدِهِمَا وَلَمْ يُتَقَبَّلْ مِنَ الْآخَرِ قَالَ لَأَقْتُلَنَّكَ قَالَ إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ (27) لَئِنْ بَسَطْتَ إِلَيَّ يَدَكَ لِتَقْتُلَنِي مَا أَنَا بِبَاسِطٍ يَدِيَ إِلَيْكَ لِأَقْتُلَكَ إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ رَبَّ الْعَالَمِينَ (28) [المائدة: 27، 28]

Ayat tersebut menceritakan sebuah konflik yang terjadi antara dua putra Adam AS (Habil dan Qabil). Qabil tidak menerima ketetapan Adam AS dan ingin merebut putri Adam AS yang telah ditetapkan untuk Habil. Maka Allah menguji ketakwaan yang ada dalam hati kedua putra Adam As tersebut dengan berkurban. Maka, keduanya berkurban dengan hasil kerja masing-masing. Namun, Allah ﷻ hanya menerima kurban dari Habil dan tidak menerima kurban dari Qabil.
Qabil merespon negatif ketetapan Allah ﷻ dengan ancaman terhadap Habil. Habil tidak menanggapi ancaman tersebut. Justru beliau pasrah menghadapi ancaman tersebut karena rasa takut kepada Allah ﷻ. Maka kemudian, Qabil membunuh Habil tanpa perlawanan.
Peristiwa ini membuktikan ketakwaan Habil yang ditunjukkan dengan rasa takut kepada Allah ﷻ (إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ رَبَّ الْعَالَمِينَ) sehingga pasrah dengan ancaman Qabil dalam arti tidak mau berusaha membunuh Qabil (مَا أَنَا بِبَاسِطٍ يَدِيَ إِلَيْكَ لِأَقْتُلَكَ). Allah ﷻ Maha Tahu dengan apa yang ada dalam hati manusia semuanya ({إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ بِذَاتِ الصُّدُورِ} [آل عمران: 119]), begitu pula dengan ketakwaan Habil, sehingga Allah menerima kurbannya dan tidak menerima kurban dari Qabil. Hal ini ditegaskan bahwa Allah hanya menerima kurban dari orang yang bertakwa (إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ).

الله أكبر الله أكبر، لا إله إلّا الله، الله أكبر، الله أكبر ولله الحمد

Jamaah Kaum Muslimin yang dirahmati Allah ﷻ

Takwa adalah sebuah karakter penting yang harus dimiliki oleh setiap muslim. Dengan karakter ini, kurban seorang muslim akan diterima Allah ﷻ. Sebaliknya, tanpa karakter ini, kurban seorang muslim tidak akan diterima. Ingat firman Allah إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ [المائدة: 27] Hal ini juga ditegaskan dalam QS. Al-Hajj: 37:

لَنْ يَنَالَ اللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَاؤُهَا وَلَكِنْ يَنَالُهُ التَّقْوَى مِنْكُمْ كَذَلِكَ سَخَّرَهَا لَكُمْ لِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَبَشِّرِ الْمُحْسِنِينَ [الحج: 37]

Ayat tersebut menyatakan bahwa yang akan sampai pada Allah ﷻ itu bukan daging dan darah dari kurban yang kita berikan. Akan tetapi, karakter takwa shohibul qurban-lah yang akan sampai kepada Allah ﷻ. Demikian pentingnya takwa, sehingga Allah ﷻ mengulangi pernyataan ini dalam Al-Qur’an.

الله أكبر الله أكبر، لا إله إلّا الله، الله أكبر، الله أكبر ولله الحمد

Jamaah Kaum Muslimin yang dirahmati Allah ﷻ

Imam Ali RA menjelaskan bahwa takwa memiliki 4 aspek. Beliau berkata:

يقول في التقوى بأنها: الخوف من الجليل (takut kepada Allah ﷻ)، والعمل بالتنزيل (mengamalkan Al-Qur’an)، والقناعة بالقليل (cukup dengan yang sedikit)، والاستعداد ليوم الرحيل (bersiap diri dengan hari kiamat).
Imam Thabari menyatakan dalam tafsirnya:
{اتَّقُوا اللَّهَ} [البقرة: 278] خَافُوا اللَّهَ وَرَاقِبُوهُ بِطَاعَتِهِ، وَاجْتِنَابِ مَعَاصِيهِ {حَقَّ تُقَاتِهِ} [آل عمران: 102] حَقَّ خَوْفِهِ، وَهُوَ أَنْ يُطَاعَ فَلَا يَعْصَى، وَيُشْكَرَ فَلَا يُكْفَرَ، وَيُذْكَرَ فَلَا يُنْسَى. – تفسير الطبري = جامع البيان ط هجر (5/ 637)
Abu Hayyan dalam Bahrul Muhith menambahkan bahwa takwa adalah kumpulan kebaikan dengan cara melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya إِجْمَاعُ الْخَيْرِ مِنِ امْتِثَالِ الْأَوَامِرِ، وَاجْتِنَابِ النَّوَاهِي
Dari 3 uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa takwa itu berawal dari rasa takut kepada Allah ﷻ yang berdampak pada perbuatan baik dengan melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Demikian perbedaan antara takut kepada Allah ﷻ dan takut dengan kejahatan atau bahaya. Orang yang takut kepada kejahatan atau bahaya akan berusaha menghindarinya sejauh mungkin. Namun, takut kepada Allah ﷻ justru akan menjadikan orang itu mendekatkan diri kepada Allah ﷻ, komitmen berbuat baik dengan melaksanakan perintah Allah ﷻ dan menjauhi larangan-Nya.

الله أكبر الله أكبر، لا إله إلّا الله، الله أكبر، الله أكبر ولله الحمد

Jamaah Kaum Muslimin yang dirahmati Allah ﷻ

Takwa akan memberikan dampak positif bagi pemiliknya, baik individu maupun komunitas masyarakat. Bagi individu, takwa akan memberikan dampak:

1. Memperoleh jalan keluar dari permasalahan yang dihadapi dan mendapatkan rezeki dari arah yang tidak disangka وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا (2) وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ [الطلاق: 2، 3]
2. Memperoleh kemudahan وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مِنْ أَمْرِهِ يُسْرًا [الطلاق: 4]
3. Diampuni kesalahan-kesalahannya dan dilipatgandakan pahalanya وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يُكَفِّرْ عَنْهُ سَيِّئَاتِهِ وَيُعْظِمْ لَهُ أَجْرًا [الطلاق: 5]
4. Selamat dari tipu daya وَإِنْ تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا لَا يَضُرُّكُمْ كَيْدُهُمْ شَيْئًا [آل عمران: 120]

Allah ﷻ menetapkan hukum alam sejak penciptaannya pertama kali, sehingga menjadi salah satu tanda-tanda kebesaran-Nya. Salah satu hukum alam tersebut adalah hukum relativitas dalam kehidupan sosial. Hal ini secara mudah dapat dicontohkan demikian: Beban 25kg itu ringan dan berat tergantung berhadapan dengan siapa. Orang yang sudah terbiasa mengangkat beban 50kg akan menganggapnya ringan, sedangkan orang yang biasanya hanya mengangkat beban 10kg akan menganggapnya berat.

Begitu pula sebuah permasalahan yang dihadapi oleh individu. Sebuah permasalahan yang sama akan menjadi berat bagi satu orang, namun pada satu waktu akan menjadi ringan bagi orang lain. Demikian, dapat dijelaskan bahwa orang yang bermental takwa itu —berdasarkan keimanannya— memiliki cara pandang, cara memilih, cara kerja, dan cara merespon yang menjadikan perkara-perkara yang ia hadapi itu menjadi mudah, mengantarkan pada rezeki yang tidak ia sangka, mengeluarkan dia dari beragam permasalahan, dan menyelamatkannya dari tipu daya.

الله أكبر الله أكبر، لا إله إلّا الله، الله أكبر، الله أكبر ولله الحمد


Jamaah Kaum Muslimin yang dirahmati Allah ﷻ


Takwa, selain memiliki dampak positif terhadap individu, juga memiliki dampak yang positif terhadap masyarakat. Mari kita renungkan firman Allah ﷻ dalam QS. Al-A’raf: 96 ini:

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ [الأعراف: 96]

Allah ﷻ menyatakan bahwa penduduk sebuah negeri akan memperoleh kebaikan dari langit dan bumi jika mereka beriman dan bertakwa. Hal ini dapat dipahami karena perilaku manusia sangat berpengaruh pada respon langit dan bumi. Fenomena dibawah ini dapat menjelaskan hal tersebut:
Pada abad ke-19, hujan asam dilaporkan pertama kali terjadi di Manchester, Inggris, yang menjadi kota penting dalam Revolusi Industri. Pada tahun 1852, Robert Angus Smith menemukan hubungan antara hujan asam dengan polusi udara. Istilah hujan asam tersebut mulai digunakannya pada tahun 1872 untuk mendeskripsikan curah hujan yang turun di Inggris dan Jerman pada saat itu. Smith mengamati bahwa hujan asam dapat mengarah pada kehancuran alam. Pada tahun 1970-an para ilmuwan mulai mengadakan banyak melakukan penelitian mengenai fenomena ini. Mayoritas hujan asam disebabkan oleh aktivitas manusia seperti pembakaran bahan bakar fosil, industri, pembangkit tenaga listrik, kilang minyak, kendaraan bermotor dan pabrik pengolahan pertanian (terutama amonia). Gas-gas yang dihasilkan oleh proses ini dapat terbawa angin hingga ratusan kilometer di atmosfer sebelum berubah menjadi asam dan terdeposit ke tanah. Hujan asam karena proses industri telah menjadi masalah yang penting di Republik Rakyat Tiongkok, Eropa Barat, Rusia dan daerah-daerah di arahan anginnya.
Hal di atas adalah salah satu dari sekian banyak dari respon negatif alam akibat perilaku manusia. Contoh-contoh lainnya seperti tanah longsor, banjir, bahkan munculnya penyakit-penyakit semacam gonore, AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome), juga munculnya virus-virus atau bakteri-bakteri yang dikembangkan sebagai senjata biologi yang dirilis mengikuti konflik-konflik politik yang terjadi. Semua ini adalah respon negatif alam akibat perilaku manusia.
Allah menunjukkan kepada manusia bahwa jika kita menjaga ketakwaan kepada Allah ﷻ, takut kepada Allah ﷻ, senantiasa melakukan kebaikan-kebaikan, melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, maka Alam, langit dan bumi ini akan memberikan respon positif akibat perilaku manusia-manusia yang bertakwa.
Jika manusia mencari dunia bukan sebagai tujuan, namun sebagai sarana sehingga dia dapat semakin banyak berbuat baik. Sabar, tawakal, zuhud, dan qana’ah dengan hasil yang didapatkan. Usaha hanya mencari yang halal, menghindari yang haram, dan menjauhi kerusakan karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang merusak ({وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ} [المائدة: 64]). Maka tidak akan ditemukan kerusakan hutan, limbah aliran sungai, polusi udara, penjajahan terhadap bangsa lain, perebutan hak orang lain, perzinaan dan hal-hal buruk lainnya. Yang ditemukan hanyalah kebaikan-kebaikan ditengah-tengah masyarakat. Hal semacam ini tentu akan direspon positif oleh langit dan bumi, sehingga hujan yang turun akan menyuburkan dan memperkaya kandungan air tanah, pohon-pohon dapat tumbuh subur, beragam penyakit terutama yang secara eksplisit diakibatkan perilaku buruk manusia dapat diatasi, kesejahteraan dapat terwujud, dan lain sebagainya.

الله أكبر الله أكبر، لا إله إلّا الله، الله أكبر، الله أكبر ولله الحمد


Jamaah Kaum Muslimin yang dirahmati Allah ﷻ


Ketakwaan seperti apa yang harus dilakukan umat Islam untuk mewujudkan masyarakat utama yang penuh keberkahan dari langit dan bumi sebagaimana disebutkan QS Al-A’raf: 96 di atas?


Pertama, umat Islam harus meningkatkan kualitasnya.
Allah berfiman dalam QS. Al-Anfal ayat 60

وَأَعِدُّوا لَهُمْ مَا اسْتَطَعْتُمْ مِنْ قُوَّةٍ [الأنفال: 60]

Allah memerintahkan supaya kita selalu mempersiapkan diri dengan beragam kekuatan. Kekuatan ini secara individu dapat diartikan kekuatan fisik, kesehatan jasmani, kesehatan mental, dan kekuatan lainnya. Di ranah masyarakat, kekuatan ini dapat diartikan menjadi masyarakat yang kuat secara finansial, politik, dan sosial. Kekuatan dunia ini didapatkan bukan sebagai tujuan, namun sebagai sarana sehingga dapat optimal dalam berbuat kebaikan-kebaikan yang akan berujung pada kebaikan-kebaikan lagi إِنْ أَحْسَنْتُمْ أَحْسَنْتُمْ لِأَنْفُسِكُمْ [الإسراء: 7]

Kedua, umat Islam harus meningkatkan kuantitasnya

Kuantitas juga memiliki andil yang besar dalam mendakwahkan ketakwaan. Allah ﷻ mengajarkan supaya kita selalu mengajak kepada siapa saja supaya berada pada kebaikan. Allah ﷻ berfirman:

يَاأَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ [البقرة: 21]

Ketiga, umat Islam harus membangun kekompakkan
Pan-Islamisme adalah salah satu paradigma yang digaungkan oleh Gerakan pembaharuan. Pan-Islamisme ini dapat diartikan sebagai “kekompakan umat Islam”. Banyak hal yang diusahakan supaya umat Islam seluruh dunia ini dapat menjadi kompak. Termasuk didalamnya, usaha mengenalkan kalender global untuk menyamakan beragam ibadah yang dilakukan umat Islam sedunia. Kekompakkan ini penting sebagaimana disebutkan dalam QS. Al-Shaf: 4,

إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الَّذِينَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِهِ صَفًّا كَأَنَّهُمْ بُنْيَانٌ مَرْصُوصٌ [الصف: 4]

Demikian, sedikit hal yang kami sampaikan pada khutbah Idul Adha 1443 H ini. Semoga dapat memberikan manfaat bagi kami dan jamaah semuanya, serta dapat diamalkan dalam kehidupan kita sehari-hari. Mohon maaf atas segala kekurangan dari apa yang kami sampaikan.
Mari kita akhiri khutbah ini dengan berdoa berjamaah, semoga Allah ﷻ memberkahi dan merahmati kita semua sehingga menjadi umat yang berbahagia dunia dan akhirat.

الْحَمْدُ لِلّٰهِ ربّ العالمين، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى نبيِّنا محمدٍ، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ، وَارْحَمْنَا مَعَهُمْ يَا اللهُ إِنَّكَ أنت أَرْحَمُ الرَّاحِمِيْنَ
اللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنِ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ، فيا قاضيَ الحاجات
اللّٰهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَرِزْقًا طَيِّبًا، وَعَمَلًا مُتَقَبَّلًا
اللّٰهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى
اللّٰهُمَّ اهْدِنَا وَاهْدِ بِنَا وَجَعَلْنَا سَبَبًا لِمَنِ اهْتَدَى
رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا، رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا، رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ، وَاعْفُ عَنَّا، وَاغْفِرْ لَنَا، وَارْحَمْنَا، أَنْتَ مَوْلَانَا، فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
رَبَّنَا اجْعَلْ هَذَا بَلَدًا آمِنًا وَارْزُقْ أَهْلَهُ مِنَ الثَّمَرَاتِ، وافْتَحْ عَلَيْنَا بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ لِهَذَا البَلَدِ، يَا الرَزَّاق يَا الفَتَّاحُ
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ، وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Check Also
Close
Back to top button