Hari Pertama Kongres, Guessoum: “Masih Banyak Pakar yang Meragukan Legalitas dan Pentingnya Kalender Islam”
Sabtu 28 Mei 2016 waktu Turki, Kongres Internasional Penyatuan Kalender Islam resmi dibuka. Empat pembicara didapuk untuk memberikan kuliah umum di hari pertama. Mereka adalah Muhammad Odeh, Syaikh Ali Qarrah Daghi, Syaikh Ahmad Jabullah dan Mufti Istanbul, Syaikh Rahmi Yaran. Sesi kuliah umum ini memantik para peserta dan pengkaji untuk memberikan tanggapan. Hal tersebut seperti diungkapkan salah satu panitia ilmiah (scientific committee) kongres, Nidhal Guessoum dalam fanspage resminya, 28/05/2016.
“Hari pertama kongres penyatuan kalender Islam di Turki sangat menarik dengan berbagai tanggapan positif, khususnya pada sesi diskusi setelah pembukaan di hari ini, yang berlangsung selama dua jam” terang Nidhal Guessoum, salah seorang penggagas kalender global itu.
Namun sayang seperti dikatakan Nidhal, masih banyak pakar yang kurang memahami pentingnya kalender Islam pemersatu, bahkan meragukan legalitasnya. “(Tanggapan para peserta itu) menunjukkan bahwa masih banyak yang belum memahami masalah kalender Islam. Bahkan masih banyak pakar syariah dan pakar astronomi yang meragukan legalitas dan pentingya kalender Islam pemersatu.” jelas Nidhal.
Meski demikian tidak sedikit pula pakar dan pengamat yang tetap yakin bahwa kalender Islam pemersatu akan bisa diwujudkan dengan tetap berlandaskan pada kaidah astronomi dan syariah. Misalnya seperti yang dikatakan salah seorang pemerhati kalender Islam, saat mendukung kehadiran Nidhal dalam kongres tersebut. “Demi Allah, kami sangat bangga dan bersyukur atas kehadiran Doktor (Nidhal Guessoum) di kongres itu! Yakinkanlah mereka yang hadir dengan argumentasi dan bukti bahwa penyatuan kalender Islam adalah suatu keharusan, dan oleh karenanya tidak perlu mengadopsi rukyat yang memiliki banyak kekurangan.” ungkap seorang pemerhati asal Algeria.
Di hari kedua ini para pengkaji akan membahas rumusan kalender yang telah disusun oleh panitia ilmiah (scientific committee), dengan fokus pada kalender unifikatif dan kalender zonal. Diharapkan pada hari kedua ini para pengkaji telah sampai pada diskusi yang lebih mengerucut, tentang alternatif kalender mana yang akan dipilih. “Besok (maksudnya hari ini) akan dibahas dua konsep kalender, yaitu: kalender unifikatif dan kalender zonal. Dipastikan diskusi tersebut akan semakin memanas.” terang profesor fisika dan astronomi pada Universitas Amerika, Sharjah, UEA.
Turut hadir dalam Kongres ini, Ketua MTT PPM (Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah), Prof. Dr. Syamsul Anwar, yang juga menulis makalah berbahasa Arab dengan judul “al-Tawajjuh Nahwa Tauhid al-Taqwim ‘inda al-Muslimin wa Ahammiyah al-Sighah al-Ahadiyyah”. Ketua MTT PPM direncanakan akan berada di Turki sampai tanggal 31 Mei 2016. (alm/rf).